08 Januari 2016

Biarkan Masa Depan Datang Dengan Sendirinya

       Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi. Apakah anda mau mengeluarkan bayi dalam kandungan sebelum waktunya atau anda ingin memetik buah-buahan sebelum matang?
       Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan belum dapat di raba. Karenanya, untuk apa kita menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian yang akan menimpanya, meramalkan bencana-bencana yang bakal terjadi didalamnya. Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu hari esok atau tidak dan apakah hari esok itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?
       Yang jelas, hari esok itu masih bersifat ghaib dan belum turun ke bumi. Maka tidak sepantasnya kita menyeberangi jembatan sebelum sampai diatasnya. Karena, siapa tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Boleh jadi kita akan terhenti sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin jembatan itu hanyut terbawa arus sebelum kita sampai diatasnya. Mungkin juga kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.
       Dalam syari'at, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka alam ghaib kemudian kita hanyut dalam kecemasan yang hanya baru berupa dugaan, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Karena ini termasuk angan-angan yang berlebihan dan terlalu jauh (thuulul amal). Secara nalarpun, tindakan tersebut tidak masuk akal, karena sama halnya dengan berperang melawan bayang-bayang.
       Namun ironisnya, kebanyakkan manusia di dunia justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabaj penyakit dan krisis yang akan menimpa mereka.
Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah mereka yang mengira dirinya akan hidup kelaparan, menderita sakit dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa hidupnya berada di genggaman yang lain, tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru harus menyibukkan diri dengan suatu yang belun ada dan belum berwujud.
       Biarkan hari esok datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar tentangnya dan jangan pula menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini anda sudah sangat sibuk. Untuk itu, hindari angan-angan yang berlebihan.

Jangan Pernah Mengharapkan Kata Terima Kasih

       Tabiat untuk mengingkari, membangkang dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, jangan pernah anda merasa heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari kebaikan yang pernah anda berikan, mencampakkan budi baik yang telah anda persembahkan. Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi anda dengan sangat keji dan membenci anda sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan justru karena anda telah berbuat baik kepada mereka.
       Sebagai contoh, seorang ayah yang telah memelihara dan mendidiknya dengan baik. Ia memberinya makan, pakaian, minuman, pendidikan hingga sang anak menjadi pandai, rela tidak tidur demi anaknya, rela tidak makan asal anaknya kenyang bahkan mau bersusah payah agar anaknya bahagia. Namun apa daya, ketika anak itu sudah berkumis lebat dan kuat tulangnya, ia laksana anjing galak yang menggonggong kepada orang tuanya. Tak hanya berani menghina, tapi juga melecehkan, acuh tak acuh, congkak dan durhaka kepada orang tuanya. Bukan saja ditunjukkan dengan perkataan, tapi juga perbuatan.
       Oleh karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah sepantasnya menghadapi semua itu dengan kepala dingin dan berlapang dada. Karena itulah yang akan mendatangkan pahala dari Allah swt yang perbendaharaannya tidak pernah habis dan sirna.
       Ini bukan berarti menyuruh anda untuk meninggalkan kebaikan yang telah anda lakukan selama ini, atau agar anda tidak berbuat baik lagi kepada orang lain. Ini semata-mata agar anda tidak goyah dan tidak terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah anda perbuat. Dan anda jangan pernah bersedih atas apa yang mereka perbuat.
       Berbuat baiklah hanya demi Allah semata, maka anda akan menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian mereka dan tidak akan pernah terancam oleh perlakuan keji mereka. Anda harus bersyukur kepada Allah karena anda dapat berbuat baik ketika orang-orang di sekitar anda berbuat jahat. Dan ketahuilah bahwa tangan diatas itu lebih baik dari tangan yang di bawah.
       Masih banyak orang yang berakal yang sering kali hilang kendali dan menjadi kacau pikirannya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang-orang disekitarnya.
       Anda tidak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena lalu dipakai untuk menulis cemoohan kepada anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada Penciptanya. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang, apalagi kepada anda.

PROMPT FOR AI GENERATED IMAGE Kurun waktu belakangan ini gambar-gambar berbasis AI (Artificial Inteligence) sedang digandrungi banyak orang....